
Mithril. Kucing Persia jantan asal New Zealand, peraih runner up kelas Neuter di ICA Cat Festival 2003.
Jakarta – Kucing, merupakan
satwa yang sangat lekat dengan kehidupan manusia. Itu
bisa dilihat dalam kehidupan liar kucing, maupun yang
dipelihara. Namun yang pasti, hewan yang satu ini pada
zamannya pernah menjadi suatu lambang status bagi orang
Mesir misalnya. Kucing memang banyak jenisnya, seperti
Angora, Burmase, Siamase, dan Persia. Hanya saja untuk
kali ini yang akan diungkap ialah jenis kucing Persia yang punya
bulu panjang.

Anyelir terlihat begitu menggemaskan. Ia tampak manja menggayuti bahu sebelah kiri sang nyonya, Henny Retnowati. Tak sedikit pun badan Anyelir bergeser walau ia sudah dikerubuti banyak orang. Bulu putihnya yang halus seperti kapas jadi daya tarik selain gaya manjanya tadi. Kalau Anda ikut berjumpa, dijamin akan tergerak untuk ikut membelai.

Anyelir adalah satu contoh kucing Persia. Menurut Russy Erwin,
dari Indonesian Cat Association (ICA), di Indonesia
kucing Persia jadi favorit para pehobi. Sebab, kucing
ini punya bulu lebat dan panjang, tebal serta variasi
bulu dengan pola yang teratur dipadukan dengan warna
bulu matanya yang indah dan menawan.

Bila dilihat dari asalnya, kucing Persia ini, dikenal sebagai
”Longhaired Cat” yaitu ras kucing yang memiliki
keistimewaan, terutama bulunya yang panjang. Dilihat
dari asalnya, kucing ini sesungguhnya berasal dari
Persia, Iran, dan dibawa masuk ke Eropa pada abad ke-16.
Pada zaman Victoria, konon kucing ini menjadi simbol keagungan dan kekayaan. Sehingga kucing-kucing jenis ini, memang hidupnya sangat lengket dengan kehidupan para bangsawan di zamannya. Kini, kucing ini telah melanglang buana hingga ke berbagai negara di dunia dan beranak-pinak. Tak jarang tetap memakai nama Persia, padahal kucing tersebut diimpor dari Inggris, Amerika Serikat, Belanda, dan Rusia.
Pada zaman Victoria, konon kucing ini menjadi simbol keagungan dan kekayaan. Sehingga kucing-kucing jenis ini, memang hidupnya sangat lengket dengan kehidupan para bangsawan di zamannya. Kini, kucing ini telah melanglang buana hingga ke berbagai negara di dunia dan beranak-pinak. Tak jarang tetap memakai nama Persia, padahal kucing tersebut diimpor dari Inggris, Amerika Serikat, Belanda, dan Rusia.
Banyak orang yang
tertarik dengan berbagai macam kucing, terutama jenis
kucing yang memiliki bulu panjang, lebat dan warnanya yang
indah. Selain bulunya yang panjang itu, tubuhnya pun enak dan
sedap dipandang mata, karena bertubuh montok dan lembut.
Ternyata bagi para pehobi berat, kucing Persia tidak dipelihara hanya sebagai hobi semata, tetapi juga mempunyai daya tarik tersendiri.
Menggemaskan
Ternyata bagi para pehobi berat, kucing Persia tidak dipelihara hanya sebagai hobi semata, tetapi juga mempunyai daya tarik tersendiri.

”Kucing itu
menggemaskan,” sebut Henny Retnowati, pemilik Anyelir
White Candy, kucing Persia betina yang berumur tiga tahun.
Kecintaan Henny pada kucing sebetulnya sudah dimulai sejak masih
kanak-kanak. Waktu itu, ibu dua anak ini memelihara kucing
kampung.
Kisah perkenalan Henny dengan kucing ras, terutama Persia dimulai pada 1996. Ceritanya, waktu itu dirinya sedang jalan-jalan di Gadjah Mada Plaza dan melintas di depan sebuah pet shop. Di situ ia membeli sepasang kucing. Ternyata kucing yang dibeli tadi tak menghasilkan keturunan seperti yang diharapkan. Lalu Henny pergi ke Pandanwangi Cattery, Bandung.
Kisah perkenalan Henny dengan kucing ras, terutama Persia dimulai pada 1996. Ceritanya, waktu itu dirinya sedang jalan-jalan di Gadjah Mada Plaza dan melintas di depan sebuah pet shop. Di situ ia membeli sepasang kucing. Ternyata kucing yang dibeli tadi tak menghasilkan keturunan seperti yang diharapkan. Lalu Henny pergi ke Pandanwangi Cattery, Bandung.
Di Pandanwangi
Cattery, Henny banyak belajar kepada Heri Marwanto (52),
sang pemilik. Sejak itu, ibu ramah ini berhasil
mengembangbiakkan kucing-kucing kesayangannya itu. Kini, hanya
delapan ekor yang dipelihara Henny. Di antaranya, Anyelir White
Candy (runner up Persian female in pedigreed class di
ICA Cat Festival 2003), Mithril (runner up kelas Neuter
di ICA Cat Festival 2003), Shalimar dan Gema.
Saat ditanya mengapa
kucing Persia yang dipilih, Henny dengan yakin
menyatakan bahwa kucing ini punya bulu yang istimewa,
panjang dan tebal. Apalagi ia senang dengan satwa yang berbulu
panjang. ”Dia itu lucu, manja dan mengerti kalau kita sayang.”
Manja dan berbulu
istimewa itu ternyata juga berhasil memikat Russy Erwin.
Kucing yang punya tampilan pesek itu paling suka diajak
bercanda. ”Karena senang diajak bercanda dan manja, saya
jadi suka dengan kucing ini,” tutur ibu berusia 39 tahun ini.
Pada awalnya, Russy
mengaku tak suka dengan kucing. Ia takut tertular
protozoa Toxoplasma gondii. ”Suatu saat anak saya minta
dibelikan kucing Persia sebagai hadiah ulang tahun. Ternyata
harganya kok mahal, sekitar satu juta rupiah. Saya kira cuma
200.000 saja,” kisah Russy. Karena terus merengek akhirnya ia
membelikan sang anak kucing Persia. Lama-kelamaan,
Russy tertarik karena sifat-sifat yang dimiliki kucing
pemalas.
Untuk menambah
pengetahuan, Russy ”lari” ke Pandanwangi Cattery. Seluk-
beluk perawatan dan pemiliharaan ia pelajari dengan
saksama. Akhirnya semua ketakutan itu hilang. Selain dari Heri
Marwanto, Russy juga memperdalam ilmu kepada dokter hewan.
Kini, koleksi
kucingnya tinggal 15 ekor saja. Sebelumnya, berjumlah
total 60 ekor. ”Saya pikir punya kucing banyak-banyak
untuk apa. Terlalu banyak malah nggak terkontrol. Lebih baik
sedikit tetapi kualitas dan kesejahteraan kucing bisa
ditingkatkan,” jelas ibu dua anak ini.
Walau punya banyak kucing, Henny dan Russy sama-sama tak merasa repot. Mereka tetap menemukan keasyikkan tersendiri ketika mengurus kucing-kucingnya. Keduanya tetap meluangkan waktu untuk memandikan dan mengeringkan kucing. Selain lebih murah, sekaligus bisa menebar kasih sayang kepada satwa kesayangan. ”Setiap dua minggu sekali, kucing-kucing saya harus dimandikan,” sebut Russy.
Walau punya banyak kucing, Henny dan Russy sama-sama tak merasa repot. Mereka tetap menemukan keasyikkan tersendiri ketika mengurus kucing-kucingnya. Keduanya tetap meluangkan waktu untuk memandikan dan mengeringkan kucing. Selain lebih murah, sekaligus bisa menebar kasih sayang kepada satwa kesayangan. ”Setiap dua minggu sekali, kucing-kucing saya harus dimandikan,” sebut Russy.
Yang namanya cinta
memang bisa bikin ”gelap”. Kepuasan adalah segalanya.
Walau harus mengeluarkan bujet rutin sekitar satu juta
rupiah per bulan untuk kebutuhan pakan dan pasir, Russy mengaku
tak ada masalah. ”Angka itu di luar kebutuhan vaksin, shampoo
dan vitamin.”
Jadi buat Anda yang tertarik mencoba koleksi, tampaknya harus perhitungkan betul kondisi keuangan. Harga beli kucing Persia memang tak sembarangan. Yang biasa-biasa saja, sekitar 600.000 sampai satu juta rupiah. Menurut Heri Marwanto, kucing Persia berkualitas kontes, anakan dengan umur tiga bulan harganya antara tiga sampai lima juta rupiah. ”Kalau yang impor, bisa sampai puluhan juta,” tukasnya dengan nada serius. Fantasis kan?
Jadi buat Anda yang tertarik mencoba koleksi, tampaknya harus perhitungkan betul kondisi keuangan. Harga beli kucing Persia memang tak sembarangan. Yang biasa-biasa saja, sekitar 600.000 sampai satu juta rupiah. Menurut Heri Marwanto, kucing Persia berkualitas kontes, anakan dengan umur tiga bulan harganya antara tiga sampai lima juta rupiah. ”Kalau yang impor, bisa sampai puluhan juta,” tukasnya dengan nada serius. Fantasis kan?