Ancaman Israel terhadap Indonesia semakin nyata. Israel
dengan menggunakan berbagai kedok terus berusaha mempenetrasi ke dalam
kepentingan strategis Indonesia. Israel menginginkan Indonesia
negeri muslim terbesar di dunia akan menjadi ‘sekutu’ nya yang
permanen.

Langkah-langkah Israel akhir-akhir ini dengan menggunakan
kedok kerjasama, atau perusahaan yang tidak menggunakan langsung asal
negara, atau menggunakan negara fihak ketiga. Seperti belakangan
adanya kerjasama antara pihak Telkomsel yang akan menggunakan
teknologi dari Amdocs di dalam sistem billingnya yang sebelumnya
mengaku sebagai perusahaan di AS.
Awalnya peusahaan Amdocs yang mengaku berbasis di AS,
berhasil memenangkan tender dengan perusahaan seluler di Indonesia
Telkomsel, anak perusahaan Telkom, yang akan menggunakan teknologi
Israel dalam sistem billing. Ini akan membuka seluruh informasi
penting tentang Indonesia, termasuk data-data yang strategis.
Kemenangan perusahaan Amdocs, yang memperoleh tender sebesar
$ 120 juta dolar (Rp 1,2 triliun) itu, sekaligus akan menjadi ancaman
keamanan nasional Indonesia. Israel akan mempunyai peluang untuk
mendapatkan data informasi yang luar biasa dari kerjasama antara
Telkomsel dengan Amdocs.
Padahal, di Irlandia tiga orang politisinya dari Socialist
Workers Party (SWP), yaitu: Proinsias De Rossa MEP, Chris Andrews TD
dan Richard Boyd Barrett menyerahkan petisi kepada Eircom, perusahaan
telekomunikasi terbesar di Irlandia agar menolak kerjasama dengan
konsorsium yang dipimpin oleh IBM, karena di dalamnya terdapat Amdocs,
perusahaan penyedia billing system dari Israel. Petisi ini dikumpulkan
oleh Kampanye Solidaritas Irlandia Palestina (IPSC) dan Gerakan Anti
Perang Irlandia (IAWM). Demikian situs resmi SWP melaporkan.
Situs SWP selanjutnya menjelaskan bahwa Amdocs adalah
penyedia software dan layanan billing dan operational support systems,
yang juga adalah “key player” dalam ekonomi Israel dan didukung oleh
pemerintah Israel. Amdocs memiliki basis pekerja di Israel dan sudah
menyatakan dukungannya atas apa yang disebut “kebijakan keamanan” dari
pemerintah Israel.
Tetapi, kasus Indonesia ini, memang tidak tanggung-tanggung,
wakil pemerintah Amerika turun tangan untuk menjelaskan ini kepada
menteri Indonesia, dan sang menteri langsung ‘percaya’ begitu saja
atas penjelasan yang disampaikan oleh duta besar negara sekutu
terdekat Israel itu.
Tifatul menyampaikan pernyataan dubes AS bahwa Amdocs adalah
perusahaan Amerika yang tercatat di bursa New York dan beralamat di
Missouri. Sehingga perusahaan tersebut selanjutnya diperbolehkan ikut
di dalam tender pengadaan perangkat billing system Telkomsel.
Namun demikian, penelusuran di berbagai sumber memperlihatkan
hal yang berbeda. Beberapa situs berita bisnis dan teknologi
bereputasi di Amerika dan Israel bahkan situs Amdocs sendiri,
melaporkan hal sebaliknya bahwa Amdocs tidak lain dan tidak bukan
adalah perusahaan Israel.
Situs portal bisnis Allbusiness.com, dimiliki oleh The Dun
& Bradstreet Corporation, pada tanggal 1 Februari 2000 dalam
artikel berjudul “Shortage Of Software Professionals Forces Amdocs To
Head For Ireland” menyatakan Amdocs Ltd sebagai salah satu perusahaan
software management telekomunikasi Israel yang tercepat
pertumbuhannya.
Situs portal teknologi Tmcnet.com, dimiliki oleh Technology
Marketing Corporation yang berdiri sejak tahun 1972 melaporkan pada
berita tanggal 3 Januari 2010 bahwa Indonesia memang tidak memboikot
Amdocs Ltd, tapi karena alasan yang salah. Hal itu terjadi setelah
dubes AS menginformasikan kepada menkominfo bahwa Amdocs adalah
perusahaan AS. Dalam paragraf yang sama Tcmnet menyatakan: meskipun
Amdocs dijalankan oleh orang Israel dan dianggap sebagai perusahaan
Israel, ia terdaftar di Channel Islands dan bermarkas di St Louis,
Missouri.
Tmcnet mengutip pernyataan di atas dari situs berita dan
teknologi Israel sendiri, Globes.co.il, “Although Amdocs is run by
Israelis and is considered an Israeli company, it is registered in the
Channel Islands and headquartered in St. Louis, Missouri.”
Situs berita Newsmax.com yang berbasis di Florida, AS,
melaporkan dalam artikel “FBI Investigates Foreign Spy Ring –U.S.
Companies Deny Involvement”, pada tanggal 16 Januari 2002, bahwa FBI
menyelidiki kegiatan spionase terhadap sistem penyadapan telepon dari
penegak hukum AS, yang melibatkan hampir 100 orang warga negara Israel
yang memiliki hubungan dengan dinas militer luar negeri dan
intelijen.
Kegiatan spionase itu dilaporkan melibatkan pegawai dari dua
perusahaan yang melakukan penyadapan untuk penegak hukum AS di tingkat
lokal, negara bagian dan federal, yaitu Comverse Infosys and Amdocs.
Meskipun pernyataan resmi kedua perusahaan itu membantah keterlibatan
di dalam tuduhan mata-mata itu.
Televisi Foxnews pada
tahun 2002 juga melaporkan dalam sebuah reportase tentang keterlibatan
warga Israel dalam kegiatan mata-mata di AS. Dalam sebuah video
cuplikan rekaman investigasi Foxnews yang dimuat di situs Youtube.com,
reporter investigator Carl Cameron menyebutkan Amdocs sebagai sebuah
perusahan telekomunikasi swasta yang berbasis di Israel.
Pada menit 1:08 di dalam rekaman tersebut Carl Cameron
menyatakan “Most directory assistance calls, and virtually all call
records and billing in the U.S. are done for the phone companies by
Amdocs Ltd., an Israeli-based private telecommunications company.”
Situs informasi investasi dan pendanaan, Fundinguniverse.com
menjelaskan sejarah Amdocs Ltd.
Didirikan pada tahun
1982 dengan nama Aurec Information and Directory Systems. Pada tahun
1995 berganti nama menjadi Amdocs. Pada tahun 1998 terdaftar di New
York Stock Exchange. Disebutkan pula awalnya berbasis di Ra’anana,
Israel, di mana hingga kini sebagian besar aktifitas riset dan
pengembangan berjalan dengan hampir separuh dari total karyawannya.
Amdocs kemudian memindahkan pusatnya ke Chesterfield, Missouri, AS.
Di situs Amdocs sendiri, Amdocs mengakui mereka adalah
founding member dari High-Tech Industry Association (HTIA) dan menjadi
anggota direksinya. HTIA adalah asosiasi industri berteknologi tinggi
di Israel, yang konferensinya pada bulan Juni tahun 2010 ini dibuka
langsung oleh PM Israel Benjamin Netanyahu sebagaimana dilaporkan oleh
situs kementerian luar negeri Israel sendiri.
Situs
ekonomi terkemuka Forbes.com menyebutkan susunan direksi Amdocs. Di
situ terlihat jelas nama-nama berbau Israel pada posisi kunci.
Di antaranya Ayal Shiran, Senior Vice President and Head of
Customer Business Group, yang pernah berdinas di angkatan udara
Israel, dan bertanggungjawab dalam berbagai proyek pengembangan sistem
komputer untuk jet temput F-15 (yang sudah tak terhitung ‘jasanya’
dalam membunuh rakyat Palestina).
Lalu ada Dov Baharav,
President and Chief Executive Officer, lulusan MBA dari University of
Tel Aviv. Di dalam situs Amdocs.com sendiri, Dov digambarkan sebagai
Israeli hi-tech entrepreneur.
Dov menjabat sejak tahun 2002 menggantikan Avi Naor, sang CEO
sebelumnya. Avi Naor lahir di Haifa, pernah berdinas di angkatan
darat Israel dan menjadi CEO Amdocs pada periode 1995-2002, dia
termasuk seorang pendiri Amdocs pada tahun 1982. Sekarang Avi Naor
aktif di Jewish Agency for Israel, salah satu lembaga pendukung
zionis.
Kemudian ada Eli Gelman, direktur Amdocs, lulusan
Technion-Israel Institute of Technology. Tahun ini Eli Gelman keluar
dari Amdocs setelah 20 tahun berkarir di Amdocs, dan menjadi chairman
dari Retalix, sebuah perusahaan software berbasis di Ra’anana, Israel.
Lalu ada Giora Yaron, direktur Amdocs sejak Juli 2009. Yaron
juga menjabat chairman Yissum Research Development Company, perusahaan
alih teknologi Hebrew University of Jerusalem. Juga penasehat direksi
Rafael Advanced Defense Systems, Ltd, perusahaan riset pertahanan
Israel
Lalu Nehemia Lemelbaum, direktur Amdocs sejak 2001. Sebelum
bergabung ke Amdocs, dia bekerja di Contahal Ltd sebuah perusahaan
software terkemuka Israel, dan sebelum itu, dari tahun 1967 hingga
1976 dia bekerja di kementerian komunikasi Israel.
Lalu Tamar Rapaport Dagim, Senior Vice President and Chief
Financial Officer (CFO) Amdocs. Sebelum bergabung di Amdocs, dia
menjadi CFO di Emblaze, perusahaan multimedia yang berpusat di
Ra’anana, Israel.
Lalu Zohar Zisapel, direktur teknologi Amdocs, lulusan MBA
dari Tel-Aviv University dan master teknik elektro dari
Technion-Israel Institute of Technology. Dia juga pendiri RAD Data
Communications Ltd., sebuah perusahaan komunikasi data kelas dunia
yang berpusat di Israel. Zisapel juga dilaporkan pernah menjadi kepala
departemen riset dan pengembangan di kementerian pertahanan Israel
dari tahun 1978 hingga 1982.
Selain itu ada pula Yossi Vardi, komite penasehat Amdocs.
Kelahiran Tel Aviv, lulusan Technion-Israel Institute of Technology,
di website Amdocs disebut sebagai Israeli hi-tech entrepreneur.
Dari
penelusuran ini, jelaslah bahwa Amdocs sejatinya memang perusahaan
Israel, dengan orang-orang kunci yang berasal dari Israel bahkan
mereka tercatat pernah menjadi bagian dari angkatan bersenjata Israel
atau bekerja pada pemerintahan Israel.
Melihat kasus ini seharusnya DPR mempertanyakan kepada
pemerintah yang telah memberikan peluang kepada Amdocs yang telah
memenangkan tender dari Telkomsel, yang sebenarnya mempunyai implikasi
terhadap keamanan dan kepentingan nasional Indonesia.